Sejarah Gua Maria Sumber Kahuripan
Keberadaan Gua Maria Sumber Kahuripan ini memiliki kaitan dengan gereja Santo Fransiskus Asisi Cibadak. Yang terletak di paroki St. Fransiskus Cibadak. Keunikan dari gereja ini adalah bentuknya yang berupa segi empat sama sisi, namun mempunyai atap persegi lima. Demikian juga dengan tangganya yang dibuat dari beton sepanjang 17 meter dan lebar 4 meter.
Gereja Santo Fransiskus Asisi Cibadak dibangun di tanah berbukit, dengqn tiang depan uqng tidak tegak lurus. Demikian juga tinggi gereja ini, ukurannya melebihi panjang dan lebar gereja itu sendiri. Oleh sebab itu dianggap sebagai gereja yang unik, di keuskupan Bogor atau bisa di seluruh Indonesia. Termasuk altarnya yang dibuat buat dari batu kali asli.
Gereja ini dibangun dan diresmikan pada tanggal 12 Juni 1994 oleh Mgr. Valentinus Kartosiswojo, Pr. Yang saat itu juga menjabat sebagai Vikaris Jenderal. Vikaris jenderal atau yang lazim di Indonesia disingkat dengan sebutan Vikjen adalah jabatan yang diberikan kepada seorang atau lebih pastor atau uskup auksiliari atau uskup koajutor dalam suatu keuskupan untuk mewakili uskup dalam sebagian tugas dan wewenang uskup dalam wilayah keuskupan tersebut.
Jabatan vikaris jenderal bersifat bukan seumur hidup dan akan kehilangan jabatannya begitu uskup yang melantiknya meninggal dunia atau mengundurkan diri.
Proses pembangunan gereja ini smembutuhkan waktu lebih dari dua tahun sejak peletakan batu pertama pada tanggal 13 Mei 1992 oleh Mgr. Ignatius Harsono, Pr. Paroki Cibadak sendiri bisa disebut paroki yang kaya, karena mempunyai tanah seluas hampir dua hektar.
Tetapi paroki Cibadak juga disebut sebagai paroki kecil karena jumlah umat sedikit dan sumber dananya sangat minim. Namun karena kuasa Tuhan, maka ditunjukkan jalan untuk pengembangan gereja ini. Salah satu caranya adalah dengan mengundang umat melalui pembangunan Gua Maria.Hal ini diungkapkan dalam homili, saat ekaristi yang diadakan khusus di hari Minggu, 9 Oktober 2005 untuk menyambut para peziarah.
Dalam homili juga menceritakan mengenai asal mula Gua Maria Sumber Kahuripan. Gagasan ini dilontarkan ke pihak gereja Cibadak dan disambut baik oleh Romo Gatot Wotoseputro Pr, pastor paroki Cibadak. Gua Maria Sumber Kahuripan kemudian dibangun diatas tanah yang sebelumnya hanya digunakan sebagai tempat penampungan sampah.
Namun tidak ada catatan, berapa lama dibangun dan kapan selesai. Baru pada tanggal 30 Mei 2004, Uskup Bogor berkunjung ke Paroki St. Fransiskus Assisi Cibadak untuk meresmikan gedung pastoran baru dan memberkati Gua Maria Sumber Kahuripan yang letaknya di bawah gereja ini.
Wisata Religi Gua Maria Sumber Kahuripan
Untuk menuju ke Gua Maria Sumber Kahuripan, harus harus turun ke bawah lewat tangga yang cukup tinggi, melalui bangunan gereja yang letaknya di bagian belakang sekolah. Bangunan Gereja yang tergolong megah, menghadap ke lembah dibelakang tanah dan menampung sekitar 300 orang.
Dibawahnya terdapat lapangan cukup besar dan di tengahnya ada patung St. Fransiskus dari Asisi yang dikelilingi beragam binatang. St Fransiskus sendiri memang dikenal sebagai orang yang menyayangi binatang dan bisa berkomunikasi dengan binatang. Santo Fransiskus Terlahir dengan nama Giovanni Bernardone. Ayahnya, Pietro Bernardone, merupakan seorang pedagang yang Sangat Kaya Raya. Sewaktu Kecil, Santo Fransiskus Sering menghabiskan waktunya dengan membaca Buku-buku.
Pada Tahun 1201, Beliau mengikuti Sebuah Peraturan dari Pemerintah Kota Assisi, Yakni, Peraturan Wajib Militer, Untuk Berperang melawan Kerajaan Perugia. Beliau Pun ditawan, dan menghabiskan Waktunya setahun didalam Penjara. Sewaktu Beliau dibebaskan dari Penjara, Beliau pun lebih banyak menghabiskan waktunya menyendiri dan meminta penerangan kepada Tuhan.
Setelah Ziarah ke Kota Roma, Beliau mendapatkan penggilan dari Tuhan untuk memulihkan Sebuah Gereja di Kota Assisi, Yakni, Gereja St. Damianus yang telah Rusak akibat "Dimakan Usia". Beliau Pun menjual Semua kuda dan Semua Pakaian dari Toko Ayahnya, lalu memberikan hasilnya kepada Pastor untuk memperbaiki Gereja tersebut.
Pietro Bernardone, Yang merupakan Ayah dari Santo Fransiskus, Marah besar, Setelah mengetahui bahwa Seluruh barang barang yang ada di Tokonya habis. Beliau mencoba untuk menyadarkan anaknya tersebut dengan ancaman dan hukuman badan. Akhirnya, Sang Ayah mengajukan Permohonan kepada Uskup Agung Kota Assisi, Supaya Santo Fransiskus mengembalikan semua barang barang tersebut.
Tetapi, Santo Fransiskus menolak semua keinginan Ayahnya, Bahkan Menanggalkan Pakaian yang diterima dari Sang Ayah. Dan untuk sementara waktu, Beliau menjadi Pengemis di sekitar Kota Assisi. Beliau Pun memulihkan beberapa Gereja yang telah runtuh, Seperti Kapel Santa Maria Para Malaikat.
Di Gua Maria Sumber Kahuripan, tepatnya di bagian bawah patung St. Fransiskus dari Asisi, diantara jeruji, terdapat bongkah batu mengkilap. Di samping patung terdapat jalan menuju lokasi jalan salib. Sama seperti Gua Maria lainnya, Gua Maria Sumber Kahuripan ini juga menyelenggarakan misa khusus di bulan Mei atau Oktober.
Sebelum misa dimulai biasanya dibagikan lembaran itensi misa yang berisi permohonan umat untuk didoakan saat misa. Saat homili diceritakan mengenai sejarah pembangunan Gua Maria Sumber Kahuripan. Selesai misa, itensi diletakkan di wadah besi di depan altar untuk dibakar.
Jika misa sudah selesai diselenggarakan, umat akan berkumpul di depan altar untuk membawa air, rosario atau lainnya untuk diberikan berkat oleh pastor secara bersamaan. Selesai misa, umat bisa turun ke bawah untuk melakukan jalan salib. Di jalan salib ini terdapat diorama berkualitas tinggi dan unik. Ini dikarenakan menggunakan kaca timah (stained glass).
Setelah melewati jalan salib, barulah sampai ke Gua Maria Sumber Kahuripan. Di samping kiri ada sumber mata air yang katanya masuk kategori air mineral. Yang berasal dari Gunung Halimun dan katanya termasuk sumber air terbaik, sebab bisa diminum tanpa dimasak. Turun ke bawah akan menemui ruang kosong yang terdapat ruang doa kecil dan terdapat patung Bunda Maria.