Pada tiga abad pertama Setelah Masehi, banyak yang meninggal sebagai martir. Mereka meninggal dunia ketika kukuh memegang keyakinan terhadap Tuhan. Salah satunya adalah Santa Agnes dari Roma, yang dikisahkan menolak menikah dengan gubernur kota itu karena lebih memilih mendedikasikan waktunya untuk Tuhan. Namun Praktik ini menurun di abad pertengahan seiring dengan popularitas biara dan biarawati.
Tak seperti biarawati, “perawan yang disucikan", tidak tinggal di komunitas tertutup. Mereka juga tidak mengenakan pakaian khusus. Mereka seperti orang kebanyakan, punya pekerjaan dan hidup normal. Akhirnya pada tahun 1971, Gereja Katolik mengeluarkan dokumen yang mengakui perempuan-perempuan yang secara sukarela menyisihkan waktu untuk agama dan Tuhan.
Salah satu perawan yang disucikan adalah Jessica Hayes, yang tinggal di Fort Wayne, Indiana, Amerika Serikat. Ia memutuskan untuk menikah dengan Yesus Kristus. Penampilan Jessica Hayes seperti pengantin pada umumnya, mengenakan gaun berwarna putih. Yang berbeda adalah saat upacara pernikahan dilangsungkan di gereja, hanya tak tampak pengantin laki-laki.
Saat mengucapkan ikrar, ia berjanji untuk tidak akan pernah menjalin hubungan cinta dengan orang lain sepanjang hidupnya. Jessica Hayes adalah seorang guru, saya telah menekuni profesinya selama 18 tahun.
Ketika tak mengajar, ia mendedikasikan waktunya untuk kegiatan agama. Rumahnya memang tak jauh dari gereja. Ia selalu menyisihkan waktunya untuk Tuhan dengan membantu keluarga dan teman yang memiliki masalah.
Pada awalnya tak pernah terpikir untuk menjadi perawan yang disucikan. Keinginan itu datang saat ia bertemu dengan penasehat spiritualnya. Dari situlah, menjadi sangat jelas bahwa Tuhan menginginkannya untuk menjalani hidup sebagai pasanganNya. Keputusan itu ia ambil pada 2013 dan dua tahun kemudian ia menjalani upacara untuk menjadi perawan yang disucikan.
Saat mengikuti upacara, ia diharuskan berbaring di depan altar, sebagai simbol keinginan menghadiahkan diri dan menerima Tuhan. Ia menyebutnya sebagai komitmen abadi. Hayes adalah satu dari 254 pengantin Yesus di Amerika, menurut data yang dikumpulkan American Association of Consecrated Virgins (USACV). Mereka berasal dari beragam profesi, mulai dari perawat, psikolog, akuntan, pengusaha, hingga anggota pemadam kebakaran.
Di seluruh dunia, jumlahnya setidaknya 4.000 perawan yang disucikan menurut survei pada 2015. Vatikan mengatakan ada peningkatan tajam untuk menjadi perawan yang disucikan di berbagai tempat di dunia. Lebih dari 1.200 di antaranya tinggal di Prancis dan Italia. Selebihnya berasal dari AS, Meksiko, Rumania, Polandia, Spanyol, Jerman, Argentina, dan beberapa negara lain.
Hayes mengatakan sebelum memutuskan untuk menjadi anggota ordo perawan yang disucikan, ia pernah beberapa kali menjalin hubungan asmara dengan orang baik-baik tapi tak serius. Sampai akhirnya ia memilih untuk menjadi “perawan yang disucikan". Namun pilihan ini tidaklah mudah, karena seringkali terjadi "kesalahpahaman" di masyarakat, karena ia dianggap anti terhadap budaya.
Jika melihat isitilah “perawan yang disucikan", apakah memang harus perawan? Pada bulan Juli 2021 yang lalu, Vatikan mengeluarkan panduan yang mendapat tanggapan beragam di kalangan komunitas perawan yang disucikan. Perdebatan yang muncul di antaranya adalah, apakah perempuan yang menjadi anggota komunitas harus perawan secara fisik. Tak seperti biarawati, yang memang berikrar untuk selibat, pengantin Yesus ini tidak diharuskan untuk menjadi perawan selamanya.
Menanggapi perdebatan ini, Vatikan mengatakan bahwa "idealnya para perempuan menjaga badan agar tetap suci" tapi untuk untuk menjadi anggota komunitas perawan yang disucikan, perempuan memang tidak harus perawan secara fisik.
Bagi USACV, panduan tersebut "mengejutkan dan sengaja dibuat pelik". Pernyataan USACV menyebutkan bahwa tradisi secara tegas memegang teguh prinsip keperawanan "baik secara fisik maupun spiritual".
Termasuk Hayes sendiripun menginginkan ada penjelasan dari pihak otoritas Gereja. Ia menduga mungkin ini ber;aluj bagi perempuan yang di masa lalu pernah menjadi korban perkosaan. Namun walau bagaimanapun, ia mendukung langkah Gereja mendorong makin banyak perempuan menjadi anggota komunitas "perawan yang disucikan". Ia menyebut ada kebutuhan bagi orang-orang untuk memberikan "komitmen radikal" kepada Tuhan.
Sumber: bbc.com