Tanaman Hias Janda Bolong

Janda bolong adalah nama tanaman yan sedang ngetop. Nama ilmiahnya adalah Monstera adansonii. Janda bolong memiliki sekitar 41 spesies yang masuk dalam genus Monstera, dan semuanya berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Janda bolong juga dikenal dengan dengan sebutan tanaman keju Swiss. Menurut Gardens By The Bay, Monstera adansonii memiliki daun dengan lubang berbentuk oval yang tidak beraturan dan daun hias yang bertepi penuh.

Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Monstera adansonii merupakan tanaman merambat, oleh sebab itu cocok dijadikan tanaman pada teralis. Jika dikaitkan dengan tiang, janda bolong akan tumbuh tinggi dengan daun semakin besar. 

Jika di habitat aslinya, tinggi janda bolong dapat mencapai 2-4 meter, namun jika dijadikan tanaman hias biasanya tingginya sekitar 1 meter. Melansir The Spruce, Monstera adansonii memiliki kerabat yang mirip dengan jenis Monstera deliciosa. Keduanya sama-sama memiliki bentuk mencolok yakni daun yang berlubang.

Monstera adansonii aslinya tumbuh liar di bawah naungan pohon, dengan cahaya matahari tidak langsung. Media tanam yang paling ideal adalah tanah berbasis gambut dalam lpot yang memiliki lubang drainase besar. Gambut mampu menahan kelembapan di dalam tanah tanpa harus tergenang air.

 

  • Ajian Saifi Angin (Sepiangin), Sarana Teleportasi Jaman Dulu

    Bicara soal ilmu kebatinan, ternyata ada banyak sekali jumlahnya di Indonesia, khusunya di tanah Jawa. Salah satu dari ilmu kebatinan yang melegenda yaitu bernama Saifi Angin. Ilmu ini diyakini dapat meringankan tubuh penggunanya sehingga bisa berlari atau berpindah tempat dengan sangat cepat bak angin.
  • Keris Towo, Penyembuh Gigitan Hewan Berbisa

    Keris towo, atau besi kuning atau disebut wesi kuning adalah benda yang digunakan sebagian orang untuk melindungi diri dari gangguan jahat. Asal mula munculnya pusaka ini tidak terlepas dari kisah antara Damarwulan dan Minak Djinggo.
  • Hadi Sugito, Dhalang Wayang Kulit Senior Kang Digandrungi Wong Enom

    Para sutresna wayang* biasane piyantun sepuh. Bahasa krama inggil kang digunakake dhalang nalikane nglakokake wayang kulit dadi sebab utomo wong enom ora seneng lan kesenian kang oyote saka India kuwi. Boso Kromo inggil pancen ora gampang dipahami, opo maneh dening bocah enom kang umume isih asring ngomong ngoko saben dinane lan koncone.