FILOSOFI GEREJA SETAN
Filosofi tentang Satanisme pertama kali dicetuskan oleh Anton LaVey pada tahun 1966. Secara bahasa, filosofi adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani, philo dan sophia. Philo artinya cinta, dan sophia yang berarti kebijakan atau hikmah. Jadi, filosofi atau filsafat berarti cinta kebijakan (the love of wisdom).
Sedangkan filosofi yang dimaksud diatas didasarkan pada Individualisme, Epicureanisme, Sekularisme, Etika Egoisme, pemujaan kepada diri sendiri (self-deification), serta memiliki pandangan Naturalisme, Sosial Darwinisme, dan Lex talionis.
Pada tahun 1969, Anton LaVey melakukan kodifikasi yaitu satu proses pengumpulan hukum-hukum di wilayah tertentu untuk menghasilkan sebuah undang-undang kemudian diterbitkan oleh Avon Books, dan disebut sebagai kitab suci setan atau lebih dikenal sebagai The Satanic Bible.
Selain tentang hukum, The Satanic Bible juga berisi kumpulan esai, pengamatan dan ritual, uraian ideologi setan serta prinsip-prinsip inti dari Setanisme.
The Satanic Bible menguraikan tentang Sembilan Pernyataan setan, yang meliputi "Setan mewakili pemanjaan bukan pantangan", "Setan mewakili Pembalasan daripada Penyerahan" dan "Setan mewakili semua yang disebut dosa’, karena semua itu mengarah ke fisik, mental, atau kepuasan emosional termasuk hubungan seksual.
Halaman terakhir dari The Satanic Bible adalah "YANKEE ROSE", ditulis menggunakan huruf kapital. Hingga saat ini maksud dan tujuan dari YANKEE ROSE tidak diketahui dengan pasti.
Namun di situs web Gereja Setan, ada sebuah catatan dari LaVey berjudul ‘Satan Takes a Holiday’, mengarahkannya kepada sebuah lagu dengan nama tersebut.
Masih menjadi perdebatan, karenadi situs yang sama juga terdapat catatan bahwa LaVey ingin maknanya tetap rahasia. Hal ini semakin menegaskan jika memang tidak ada petunjuk tentang maksud, arti dan tujuan dari kalimat YANKEE ROSE.
GEREJA SETAN BUKANLAH KELOMPOK PENGABDI SETAN
Berlawanan dengan kepercayaan dan pandangan dari pihak lain, gereja setan atau LaVeyan Satanisme sebenarnya tidak melibatkan "penyembahan setan" baik secara literal ataupun penyembahan dalam bentuk tuhan ataupun dewa. Target utama Gereja setan adalah menghujat Yesus Kristus. Penggunaan karakter Setan, hanya sebagai simbol yang mewakili kebanggaan, kebebasan dan keduniawian. Selain itu, gereja setan juga tidak mempercayai adanya kekuatan supranatural ataupun mantra-mantra dalam bentuk apa pun.
KONTROVERSI GEREJA SETAN
Pada tahun 1975, LaVey menciptakan kontroversi dalam Gereja Setan itu sendiri dengan mengeluarkan orang-orang yang dia anggap menggunakan Gereja ini sebagai prestasi di dunia luar. LaVey menjadi juga lebih selektif menerima wawancara. Aktivitas yang "tertutup" ini kemudian menyebabkan rumor bahwa Gereja setan ini telah tutup atau LaVey telah mati.
Pada tahun 1980-an, konspirasi kejahatan yang berhubungan dengan Gereja Setan diungkit oleh umat Kristen Bersama para ahli terapi pemulihan ingatan, serta media massa. Anggota-anggota Gereja Setan seperti Peter H. Gilmore, Peggy Nadramia, Boyd Rice, Adam Parfrey, Diabolos Rex, dan King Diamond bersama anggota lain yang aktif dalam media massa, membantah tuduhan tersebut.
Bantahan tersebut juga diperkuat laporan resmi FBI, yang juga membantah konspirasi kriminal tersebut. Fenomena ini kemudian dikenal sebagai “The Satanic Panic”.
PROMOSI GEREJA SETAN
Pada era tahun 1960-an dan 1970-an, popularitas gereja setan terus meningkat. Banyak buku dan majalah yang membahas tentang gereja setan. Bahkan gereja setan menjadi subjek utama dalam sebuah film dokumenter produksi tahun 1970 yang berjudul Satanis. Termasuk LaVey sendiri yang juga muncul dalam film Kenneth Anger, Invocation of my Demon Brother, juga berperan sebagai penasehat teknis dalam film The Devil's Rain (dibintangi oleh Ernest Borgnine, William Shatner, dan John Travolta).
Selanjutnya LaVey juga merekam lagu Holden / Frankle, sebagai bagian dari medley tentang ‘Satan Takes a Holiday’, yang awalnya dirilis oleh Amarillo Records. Lagu tersebut kemudian dirilis ulang oleh Record Reptilian pada label Adversary mereka. Promosi Gereja setan terus berlanjut sepanjang tahun 1980- 1990-an, melalui produksi sejumlah film, musik, dan majalah.
KELANJUTAN GEREJA SETAN
Pada tahun 1997, Anton Szandor LaVey meninggal dunia. Posisinya sebagai kepala Gereja Setan diteruskan oleh istrinya, Blanche Barton. Barton tetap terlibat dalam aktivitas Gereja ini, namun pada tahun 2001 ia menyerahkan posisinya kepada Peter H. Gilmore dan Peggy Nadramia. Kantor pusat Gereja Setan juga dipindahkan dari San Fransisco ke New York City.
Dari awal berdiri hingga saat ini, Gereja Setan tidak mengakui lembaga lain diluar organisasi yang dibentuk oleh Anton Szandor LaVey sebagai pemegang sah setanisme. Namun mengakui bahwa, seseorang tidaklah harus menjadi anggota Gereja Setan untuk menjadi seorang Satanis.
Seperti beberapa pesohor yang menjadi anggota Gereja Setan, yaitu: Kenneth Anger, King Diamond, Teresa Hidy, David Vincent, Marilyn Manson, Aaron Joehlin, Boyd Rice, Marc Almond, gitaris Alkaline Trio Matt Skiba dan drummer Derek Grant, pegulat profesional Balls Mahoney, Sterling James Keenan, jurnalis Michael Moynihan, pianis Liberace, gitaris Matthew McRaith, dan Sammy Davis Jr.
Oleh karena Gereja Setan tidak pernah membeberkan informasi keanggotaannya secara publik, tidak diketahui berapa banyak anggota Gereja ini.
GEREJA SETAN DI IINDONESIA
Ajaran pemuja setan atau dikenal dengan Satanic tidak hanya berkembang di jazirah Amerika dan Eropa, tetapi juga benua Asia, bahkan ada pula di Indonesia. Mengutip laman Pikiran Rakyat, ada sejumlah fakta-fakta unik tentang Gereja Setan di Indonesia. Sama seperti di negeri asalnya, gereja setan di Indonesia juga bukanlah pengabdi setan.
Fakta pertama, gereja ‘sesat’ ini mengajak orang ikut ke dalamnya dengan iming-iming uang yang besar. Kabarnya, per orang akan mendapatkan insentif sekitar Rp 500 ribu untuk sekali ritual. Kemudian, fakta kedua adalah Gereja Setan cenderung mengajak anak-anak muda yang labil sebagai targetnya.
Fakta ketiga berkaitan dengan aliran itu sendiri. Meski namanya adalah Setanisme, tetapi Gereja Setan tak menyembah setan. Namun, gereja ini mengajak ‘umatnya’ untuk melakukan penghujatan kepada Tuhan.
Keempat, fakta menarik Gereja Setan adalah mendapatkan ‘suntikan dana’ dari industri porno. Tak tanggung-tanggung, konon donasi itu mencapai 28,71 persen dari keseluruhan keuntungan industri ‘panas’ tersebut.
Selanjutnya, fakta yang tak kalah bikin geleng-geleng kepala adalah adanya ritual pesta seks yang dilakukan anggota Gereja Setan sebanyak 3 kali dalam sepekan. Anehnya, petinggi Gereja Setan mendapatkan hak berhubungan seks dengan siapa saja, baik laki-laki atau perempuan. Dengan kata lain, hal ini berarti biseksual.
Fakta mencengangkan lainnya, Gereja Setan menggunakan bayi meninggal korban aborsi dalam pengorbanan ritualnya dan bukan mengorbankan orang hidup. Terakhir, berkaitan dengan ritual tersebut, Gereja Setan bermitra dengan klinik aborsi di Indonesia sebagai penyedia jasad calon bayi yang akan digunakan untuk ritual.
Demikian informasi tentang gereja setan, yang tidak ada hubungannya dengan kelompok pengabdi setan.