Jika dibandingkan dengan orang Jepang yang memiliki Kakeibo, sebuah metode menghemat uang yang terkenal ala orang Jepang yang telah diterapkan sejak ratusan tahun lalu, teorinya ternyata tak jauh berbeda. Berdasarkan teori hidup hemat ala orang Jepang, ada pembagian harta dalam beberapa kategori. Di antaranya adalah Survival, Optional, Culture, serta Extra. Dengan kearifan lokalnya, orang Jawa mengejawantahkannya menjadi kendhi & kendhil, lumbung, waris serta sigap. Begini penjelasannya:
1.Kendhi & Kendhil
Kendhi adalah tempat meyimpan air, sedangkan kendhil adalah tempat untuk menanak sekaligus menyimpan nasi ataupun makanan lainnya. Dua wadah yang dibuat dari tanah liat tersebut berfungsi untuk menjamin keselamatan hidup atau kelangsungan hidup sehari-hari orang jawa, dengan kata lain sebagai cara untuk ‘survival’.
Oleh sebab itu, kebutuhan harian seperti untuk makan/minum, transportasi, membayar air, membayar listrik, dan semacamnya, pengalokasian dananya dianalogikan sebagai Kendhi & Kendhil.
2. Lumbung
Lumbung adalah bangunan penyimpanan padi-padian yang telah dirontokan, kadang kala lumbung juga digunakan untuk menyimpan pakan ternak. Lumbung sering kali dibangun dalam bentuk panggung dengan kaki tinggi dari atas tanah untuk mencegah agar padi yang disimpan tidak dimakan tikus atau binatang lain.
Padi disimpan di lumbung secara berkala (optional), atau dapat dikatakan disimpan dengan jangka waktu tergantung kebutuhan. Misalnya untuk selamatan ataupun hajatan pun pernikahan anak pada tahun berikutnya. Atau simpanan padi guna mengantisipasi keadaan. Misalnya menjelang musim kemarau dimana pasokan air untuk pertanian akan berkurang.
Isilah lumbung menjadi salah satu pola dan cara mengelola uang ala orang Jawa. Maksudnya adalah, kita harus bisa menyisihkan uang untuk memenuhi kebutuhan beberapa saat ke depan. Seperti untuk biaya pendidikan, beribadah ke tanah suci, dan lain sebagainya. Atau untuk mengantisipasi keadaan yang bisa diprediksi, seperti pembiayaan kendaraan, mengatasi hasil jualan apabila sepi (apabila pedagang), dan masih banyak lagi.
3.Waris
Waris memiliki arti ‘orang yang berhak menerima pusaka (peninggalan) orang yang telah meninggal’. Oleh sebab itu, istilah ‘waris’ sebagai salah satu pola dan cara mengelola uang ala orang Jawa, ditujukan untuk jangka panjang. Sebagai contoh dana pensiun atau kerap disebut dana hari tua, adalah dana yang ditabung/disimpan oleh seseorang sejak masa produktif, yaitu 15 hingga 64 tahun, dan digunakan pada saat ia telah pensiun.
Pensiun berarti masa tugasnya telah selesai. Jadi, dana yang terkumpul selama puluhan tahun bisa Anda gunakan ketika sudah tidak bekerja atau selesai masa tugas. Mempersiapkan dana untuk hari tua adalah hal yang penting. Jika bisa dimulai lebih awal, maka akan jauh lebih baik.
4.Sigap
Sigap, adalah sifat siaga, cekatan dan waspada guna mengatasi masalah yang timbulnya mendadak dan bahkan tak terduga. Istilah ‘waris’ sebagai salah satu pola dan cara mengelola uang ala orang Jawa, ditujukan mengalokasikan dana untuk bersiap menghadapi situasi dan kondisi di masa depan dengan 'sigap'.
Sebagai contoh adalah ikut dalam program asuransi. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu pemegang polis yang membayar iuran dan perusahaan asuransi yang memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu.Memiliki asuransi merupakan hal yang penting dilakukan jika terjadi suatu hal yang merugikan. Dana untuk membayar premi asuransi itu tergolong kedalam kategori ‘sigap’.
Akan lebih baik lagi jika mengalokasikan dana tak hanya sebatas pada asuransi, karena ada banyak kebutuhan lain yang sifatnya juga mendadak. Sebagai contoh ketika saudara di luar kota meninggal, dan kita harus mengunjungi. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Demikian mengenai cara mengelola uang ala orang Jawa yang bisa diterapkan. Yang pasti mari kita menabung dan selalu atur sedini mungkin keuangan kita. Ada bagian yang untuk keseharian, ada yang untuk memenuhi hobi, ada pula yang dianggarkan untuk keperluan dadakan. Dan jangan lupa sisihkan dana untuk hari tua kelak, sehingga usia pensiun kita tak lagi menjadi renta tiada makna.
Sumber: Tulisan Utroq Trieha di akun.biz. Dengan Latar belakang public services dan hotelier membuatnya tak asing dan tak canggung lagi dalam bidang pelayanan publik. Minatnya pada"bahasa coding" saat ini juga tak mengurangi aktivitasnya sebagai content-writer sekaligus berkreasi pada "seni kreatif" di salah satu komunitas seni di Yogyakarta