Setelah itu, seluruh pemain seakan berada di bawah alam sadarnya. Mereka menari dan berlari ke sana kemari secara liar. Para pemain tidak merasakan apa-apa, meski melakukan yang berbahaya, seperti makan beling atau mempraktikkan adegan debus.
Agar tetap terkontrol, sang pawang Jaranan mewajibkan para pemain menghirup minyak beraroma melati yang dipercaya sangat disukai oleh makhluk halus. Demikian penjelasan dari Qodli Zahka, ketua Sanggar Jaranan Ismoyo Djoyo Saputro.
Para pawang juga membatasi umur pemain jaranan, minimal telah berusia 15 tahun. Dan untuk dapat berinteraksi dengan makhluk halus, harus menjalani beberapa ritual sebelum pertunjukan berlangsung.
Mengenai efek samping yang terjadi setelah pertunjukkan, hanya rasa lelah dan mandi keringat, kadang terasa mual sampai muntah. Yang paling sering terjadi , karena lelahnya, ada beberapa pemain tak bisa bangun hingga harus dibopong ke belakang panggung.
Beberapa pemain ada juga yang merasa linglung dan bingung sedang berada di mana, sesaat setelah mulai sadar. Namun umumnya tidak berlangsung lama.
Sumber: jawapos.com