The Mystery of Gajah Mada's Death, Majapahit War Commander

Ditulis oleh

Gajah Mada was known as the famous figure not only in the history of Majapahit kingdom, but also for the entire nation. His popularity was even bigger than Hayam Wuruk who was the king at that time. However, he was not known as the War Commander only but also his death has been remaining mystery until now. No one knows how Gajah Mada died and even, no one knows where he was buried. This big figure caused the big question to the rest of people.

 

The Death of Gajah Mada Has Been Remaining as Mystery Until Now with No Clear Proof

Actually, Gajah Mada was the mysterious figure right at the beginning. Some death notes of Gajah Mada told different stories about his death and also the causes. In the book of Kakawin Nagarakertagama, Gajah Mada was mentioned to go on the journey to many regions on the east of Java such as Bima, Sanghyang Api or Sengeang Island, Dompo or Dompu, Taliwang and some regions in Sumbawa Island. Some people said that in Lombok, NTB especially in the region of Selaparang, there was a tomb of Gajah Mada.

The form of the tomb was like the round well with the arrangement of stones in medium size but all of them were well-maintained without any sign or name on it so it is still msytery who was buried under the tomb. Meanwhile, people who live in Tuban believe that Gajah Mada was buried in their region on Bejagung Village, Kecamatan Semanding, Tuban. The tomb was well-known with the name “Makam Barat Ketiga” or The Third West Tomb.

This is the popular term from Javanese language means dry win. In Lampung, there is also a tomb believed as the last final resting place of Gajah Mada. This tomb is located on Pugung Tampak, Liwa, Lampung. According to the story, the ship which was boarded by Gajah Mada sunk in Pugung. After that, Gajah Mada was ill and died. He was buried in Pekon Pugung. On the tomb, there was a “keris”, belt, sword, crown and other things related to Gajah Mada. However, the tomb is just like the mound of red land.

 

The Mystery of War Commander’s Death was Moksa

In 1981, they built a fence around the tomb and after that, they also built the floor around the tomb in 2010. Many people who live in different regions claimed to have the tomb of Gajah Mada in their lands. However, according to the book of Sunda Pupuh, it was mentioned that Gajah Mada was actually disappeared or known as “moksa”. In the third book of Sunda Pupuh, it was explained that Hayam Wuruk worried to see the Bubat War between Majapahit army led by Gajah Mada with the army of Sunda Kingdom.

Then, Hayam Wuruk went to the home of Dyah Pitaloka who was the Sundanese princess and Hayam Wuruk planned to propose her. However, the princess was found dead. Hayam Wuruk was shocked about it and soon, he also died after princess was being buried. The death of Hayam Wuruk made some Majapahit figures blamed Gajah Mada who should have to pick up Dyah Pitaloka in order to attack the Sundanese army. This Bubat army left the revenge until the modern era.

Hayam Wuruk’s uncles named Daha King and Kahuripan King agreed to blame Gajah Mada due to Bubat misery and they wanted to capture and kill Gajah Mada. While being chased by the kingdom’s army, Gajah Mada chose to do “moksa” which meant he wanted to die and disappear along with his body. There are so many different stories about Gajah Mada and still, it has remaining as the mystery until now with no exact proof to tell what exactly was going on to the famous War Commander.

art antiques 2

 

Keberuntungan adalah suatu peristiwa atau peluang yang terjadi secara acak, tanpa usaha dan tidak terduga. Beberapa orang menganggap keberuntungan sebagai sebuah fenomena dan kepercayaan yang mendefinisikan pengalaman. yang kecil kemungkinannya dapat terjadi. Namun demikian, yang disebut sebagai…
Jika diperhatikan dengan seksama, mulai dari orkes dangdut melayu, hingga grup dangdut modern, memiliki pola nama yang sama dan berulang. Khususnya untuk orkes dangdut melayu, hampir semua pola namanya terdiri dari tiga suku kata, dan selalu berakhiran dengan “ta” atau minimal “a”. Sebut saja…
mitos jawa dan traveling
Hingga kini, diakui bahwa banyak masyarakat yang masih menerapkan filosofi budayanya, seperti larangan atau aturan yang tak tertulis dan berlaku di masyarakat. Namun hal tersebut belum dibuktikan kebenarannya, atau bisa kita sebut dengan mitos. Nah, lalu apa saja mitos-mitos yang sering bikin gagal…
Kalimat adalah bagian terkecil dari suatu teks, terdiri dari susunan sejumlah kata-kata atau ujaran yang menyatakan makna tertentu. Dalam satu kalimat, minimal terdapat unsur subjek (S) dan predikat (P). Subjek adalah unsur yang dibicarakan, sedangkan predikat adalah unsur yang menyatakan apa yang…
Silsilah keluarga terus berkembang dari waktu ke waktu dan membuat keluarga Anda semakin bertambah besar dengan adanya pernikahan. Sementara, siklus kehidupan yang tidak terelakkan membuat anggota keluarga datang dan pergi lewat kelahiran dan kematian. Pertanyaannya, pernahkah Anda terpikir untuk…
Di Balik Makna Mimpi Naik Mobil
Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra dalam kondisi tidur, oleh sebab itu mimpi juga sering disebut sebagai bunga tidur. Konon kabarnya, mimpi terjadi karena tingginya aktivitas otak pada saat menjelang tidur. Meski semua…
Bahasa Sunda memiliki tiga tingkatan pemakaian bahasa yaitu bahasa kasar, bahasa sedang (loma/cakepan), dan bahasa lemes. "Bahasa lemes" digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya. "Bahasa sedang" merupakan bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari…
Di dunia ini, banyak terdapat tanaman yang tidak saja untuk dinikmati keindahannya, tetapi juga khasiat yang terkandung di dalamnya. Nah, salah satu tanaman yang memiliki kombinasi keduanya adalah Pereskia Bleo. Tanaman dari keluarga kaktus asli Amerika Tengah ini, memiliki bunga yang warnanya…
Pereskia Bleo atau juga dikenal dengan nama Daun Tujuh Jarum Bilah, memiliki banyak khasiat bagi Kesehatan. Seperti pereda nyeri, pencegah tumor dan kanker, mengobati hipertensi, mencegah stroke dan jantung bahkan mampu berperan sebagai penetral racun (bisa ular). Bagaimana cara memanfaatkan daun…
Daya tarik tanaman hias memang tak ada habisnya. Mulai dari warna daun dan bunganya yang cantik, dipercaya membawa keberuntungan, hingga bisa mengobati berbagai penyakit. Salah satunya adalah Pereskia Bleo, yang dianggap sebagai tanaman hias sekaligus tanaman obat. Berikut ini adalah informasi…
Di tengah ramainya pengobatan medis dengan berbagai obat dan metode yang ditawarkan, ada pula pengobatan alternatif untuk mengatasi penyakit kanker dan hipertensi. Salah satu caranya adalah dengan tanaman obat herbal yang berasal dari bagian tanaman Pereskia Bleo.
Istilah Tokek dalam pemahaman orang awam merujuk kepada tokek rumah (Gekko gecko), dari jenis genus Gekko, famili Gekkonidae. Tidak hanya ada di Indonesia, Tokek menyebar luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara, ke Utara hingga Korea dan Jepang. Kemudian ke timur, meliputi Kepulauan Nusantara,…