Candi dan Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul

Untuk umat beragama Katolik tentunya sudah tidak asing dengan Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran atau sering disebut Gereja Ganjuran. Gereja Katolik Roma ini berlokasi di Jalan Ganjuran, Sumbermulyo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55764. Tidak seperti Gereja Katolik lainnya, Gereja Ganjuran ini terkenal karena arsitektur yang bercampur dengan model arsitektur Hindu dan Jawa.

Dengan keunikan yang dimiliki oleh Gereja Ganjuran ini tidak heran jika banyak wisatawan berdatangan. Jadi tempat ini tidak hanya sebagai tempat umat Katolik beribadah saja. Tetapi orang non Katolik juga bisa melihat dari dekat bagaimana keindahan dari gereja ini.

 

3 Fakta Candi dan Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul

Untuk Anda yang ingin lebih dekat dengan Candi dan Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul. Berikut ini 3 fakta yang harus Anda ketahui dengan baik terlebih dahulu.

1.Sejarah

Di tahun 1860-an, seorang pengusaha asal Belanda bernama Gulferd Schmutzer mendirikan pabrik gula di Ganjuran dan diberikan nama Gondanglipuro. Hal inilah yang membuat nama Ganjuran mulai berkembang. Kemudian di tahun 1912, pabrik gula tersebut diserahkan pada kedua anaknya, Julius dan Joseph Schmutzer. Saat pabrik gula di tangani oleh kedua anaknya, Beliau mulai menerapkan ajaran sosial gereja, yakni mengenai rerum novarrum.

Rerum Novarum adalah sebuah ensiklik yang diterbitkan oleh Paus Leo XIII pada 15 Mei 14 Mei 1891. Ini adalah sebuah surat terbuka yang diedarkan kepada semua uskup yang membahas kondisi kelas pekerja. Leo mendukung hak-hak buruh untuk membentuk serikat buruh, tetapi ia menolak sosialisme dan mengukuhkan hak milik pribadi. Paus membahas hubungan antara pemerintah, bisnis, buruh, dan gereja mengusulkan suatu struktur sosial dan ekonomi yang belakangan disebut korporatis.

Sementara posisi-posisi atau pernyataan-pernyataan individual telah lama diperdebatkan, ensiklik ini sungguh luar biasa sebagai ringkasan dari banyak masalah yang ditimbulkan oleh revolusi industri dan masyarakat demokras demokratis modern.

Leo memulainya dengan menggambarkan banyak keluhan dari kelas pekerja. Namun ia membantah teori-teori sosialis Marxisme Marxis yang disebutnya keliru, dan membela hak kepemilikan pribadi. Ia percaya bahwa solusinya akan muncul dari aksi bersama antara Gereja, negara, majikan, dan buruh. Ia menguraikan prinsip-prinsip yang harus digunakan dalam mengusahakan keadilan dalam kehidupan industri, sosial, dan ekonomi.

Bersama dengan karya Leo lainnya dan masa kepemimpinannya sebagai Paus (Katolik Roma) Paus yang panjang 1878–1903, salah satu akibatnya yang mendalam adalah mendorong Gereja Katolik dan hierarkhinya ke dalam dunia modern. Pada saat itu dukungannya kepada serikat buruh dan upah yang layak dipandang sebagai pandangan sayap kiri kiri yang radikal.

Namun pernyataan-pernyataan yang lain tampaknya juga menentang kapitalisme. Banyak dari posisi dalam Rerum Novarum didukung oleh ensiklik-ensiklik lainnya, khususnya Quadragesimo Anno 1931 dari Paus Pius XI, Mater et Magistra 1961 dari Paus Yohanes XXIII dan Centesimus Annus 1991 dari [[Paus Yohanes Paulus II.

Uskup Agung Westminster, Kardinal Henry Edward Manning memainkan peranan yang paling berpengaruh dalam penyusunan ensiklik ini. Sebelumnya ia adalah seorang pendeta Anglikan yang mempunyai kecenderungan evangelikal. Ia membawa pengaruh yang berasal dari karya John Wesley ke dalam Gereja Katolik modern.

Dalam memperkenalkan ajaran Katolik, Schmutzer menghadirkan Yesus dan di-inkulturasikan dalam bentuk patung (arca) Hati Kudus Yesus sebagai ‘Raja Jawa’ dengan mengenakan pakaian kebesarannya. Selanjutnya Schmutzer meminta izin pada Paus untuk membuat patung Yesus dengan nuansa Jawa. Seiring waktu yang berlalu, terdapat tiga patung di dalam gereja. Yakni patung Yesus, Bunda Maria, dan Malaikat.

Pada 16 April tahun 1924, Shmutzer mendirikan gedung gereja. Di tahun 1927 mendirikan prasasti. Kemudian membuat tempat berdoa pada Hati Kudus. Gereja Ganjuran mempunyai keunikan yang mudah dilihat di bangunan yang mempunyai akulturasi Eropa, Jawa, dan Hindu.

 

2.Pemanfaatan Candi & Gereja

Di bawah candi ada mata air yang biasa didoakan para peziarah. Dimana mereka berharap bahwa air tersebut memberikan kesembuhan untuk orang yang sakit. Beberapa peziarah pun membawa pulang air dengan menggunakan botol atau derigen kecil setelah didoakan. Air ini dipercaya sebagai perantara doa oleh Yang Maha Kuasa.

Bangunan candi dan Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus tetap dimanfaatkan sebagai tempat ibadah. Candi-nya juga bisa dijadikan tempat ibadah, tetapi fungsi utamanya adalah tempat berdoa dan berdevosi pada hati kudus Yesus. Kapel Adorasi digunakan sebagai tempat berdoa dan penghormatan pada sakramen Maha Kudus. Patung Bunda Maria yang digambarkan dalam bentuk nuansa Jawa dipakai sebagai tempat berdoa dan berdevosi pada Bunda Maria.

Selain itu juga Gereja Ganjuran mempunyai beberapa pendopo sebagai tempat transit wisatawan. Diantaranya Pendopo Julius Schmutzer, Joseph Schmutzer, Caroline Schmutzer. Nama-nama yang disematkan pada pendopo ini sendiri pun diambil dari nama tokoh penting pendiri Gereja Ganjuran. Juga ada pendopo kecil bernama Pendopo Tekle atau Sarjiyem.

 

3.Fasilitas

Saat berkunjung ke Gereja ganjuran maka akan menemukan Kapel Adorasi, pendopo peziarah, tempat parkir, toilet, toko souvenir, dan sekretariat gereja. Gereja Ganjuran sendiri dikenal sebagai tempat ziarah nyaman karena peziarah bisa merasakan kesejukan, kerindangan dan keheningan di saat bersamaan. Juga di luar Gereja ada banyak warung kelontong yang menyediakan perlengkapan rohani dan tempat makan.

Gereja Ganjuran ini terbuka untuk umum, jadi pengunjung bisa bebas berkunjung kapan pun karena tidak ada jam buka tutup. Peziarah juga bisa beristirahat dengan mematuhi syarat dan ketentuan yang sudah dipasang di tiap sisi pendopo. Saat ada ibadah di gereja, maka peziarah diharapkan tidak bersisik dan berprerilaku tidak baik di  Candi Hati Kudus Yesus. Ibadah atau ekaristik adalah hal sakral dimana harus menghadirkan Sakramen Maha Kudus.

Demikianlah mengenai sejarah, pemanfaatan, dan fasilitas yang tersedia di Candi dan Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Bantul. Dengan mengetahui banyak hal diatas, maka Anda tidak akan sungkan lagi untuk datang ke Gereja Ganjuran untuk berdoa atau sekadar berwisata.

Dilihat 695 kali Terakhir diedit pada Sabtu, 26 Maret 2022 10:26