Cara Melanjutkan Bisnis Kuliner Yang Berasal Dari Warisan Keluarga

Warisan berasal dari bahasa Arab Al-miirats, bentuk masdar dari kata waritsa- yaritsu- irtsan- miiraatsan. Maknanya ialah ‘berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain’, atau dari suatu kaum kepada kaum lain. Dengan kata lain, warisan adalah harta peninggalan yang ditinggalkan pewaris kepada ahli waris, apapun bentuknya baik itu harta, nama baik, termasuk juga bisnis kuliner yang dijalankan oleh keluarga.

Mendapatkan warisan, pada satu sisi akan membuat senang, tapi disisi yang lain bisa menjadi beban, karena tanggung jawab yang harus dipikul oleh pewarisnya. Terlebih jika bisnis tersebut telah punya nama dan pelanggan yang cukup banyak.

Warisan juga bisa membuat repot jika pewarisnya ragu bisa mengelolanya atau punya passion dibidang lain yang jauh berbeda. Sebagai referensi, dibawah ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ingin menekuni bisnis kuliner warisan keluarga yaitu:

 

1. CARI TAU KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PRODUK BERIKUT POTENSI PASARNYA

Walaupun satu keluarga, tidak menjamin bahwa pewarisnya sudah mengetahui seluk beluk bisnis tersebut. Akan menjadi mudah untuk meneruskan jika terlebih dahulu melakukan survei tentang produknya.

Hal ini dijalankan oleh Yasir Ferry, generasi ke-tiga penerus bisnis produksi mi lethek cap Garuda di Bantul, yang sudah beroperasi sejak tahun 1940. Survei ke teman dan keluarga dekatnya, dilakukan untuk mencari informasi tentang potensi pasar dan kelebihan dari produk mi lethek yang dikenal lebih sehat dari jenis makanan lainnya.

Hasil survey tersebut kemudian digunakan untuk membuat strategi penjualan ditengah persaingan dengan mie instan.

 

2. BERANI MELAKUKAN INOVASI 

Inovasi bisa dibilang jadi kunci untuk bertahan di tengah derasnya produk-produk baru yang sejenis, seperti yang dilakukan oleh Wahyudi Pramono. Ia adalah pewaris 'Bakso Aziz' yang eksis sejak tahun 1966.

Awalnya ragu untuk meneruskan bisnis bakso milik keluarganya, namun dengan berbagai inovasi yang diterapkan, Wahyudi kini berhasil mengembangkan 'Bakso Aziz" hingga memiliki 4 cabang.

Idenya, kuliner yang ia kelola harus bisa menjadi bagian dari gaya hidup, bukan sekedar fokus di lidah pelanggan. Wahyudi pun mencoba menawarkan rasa dan varian bakso yang tidak biasa. Ada bakso keju, urat, halus, telur, bolognese, kacang, serundeng, udang, hingga kelapa muda yang dijual via online.

 

3. HARUS MEMPERTAHANKAN CIRI KHAS

Ini wajib dilakukan pada bisnis yang sudah dijalani selama bertahun-tahun dan punya pelanggan tetap. Jika melakukan inovasi yang berlebihan bisa jadi pelanggan kecewa karena ciri khasnya hilang. Seperti yang dilakukan penerus Bakso Aziz, walaupun sudah memiliki banyak varian baru, pengelolanya tetap membuat bakso standar dengan resep tradisional warisan keluarga.

Sumber: bisnismuda.id

Dilihat 759 kali Terakhir diedit pada Minggu, 20 Desember 2020 20:46