Pembaptisan Tahun 1931, Awal Mula Agama Katolik di Desa Tuka Bali

Masyarakat Desa Tuka yang berada di administrasi Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, menurut sejarah leluhur dahulu memeluk Hindu. Tpi kini mayoritas penduduknya memeluk agama Katolik. Namun demikian, antara warga Hindu dan Katolik rukun berdampingan sejak puluhan tahun silam.

Pembaptisan pertama di desa ini terjadi  pada tahun  1931, disebut sebagai periode awal keberadan agma Katolik di Tuka. Namun penyebarannya terjadi setelah datangnya seorang pastor yaitu Simon Buis dari Belanda, yang membuat gereja Katolik pertama yang tergolong tertua di Bali pada 14 Februari 1937.

Yang mana proses pembangunannya dibantu oleh warga lokal, yaitu Gusti Made Rai Sengkug. Pastor Simon Buis tetap membangun gereja katolik, walaupun pada saat itu, beberapa warga Tuka sudah memeluk Protestan dan sudah dibangun satu gereja di sana.

Setelah gereja selaesai dibangun, dimulailah penyebaran Katolik di Tuka, dibantu oleh dua orang  tetua desa yaitu Wayan Diblug alias Pan Rosa dan Made Beronong atau Pan Regig. Dan kedua tokoh desa ini kemudian menjadi penginjil di Denpasar setelah sempat mendapat bimbingan dari seorang misionaris Belanda yang juga sosiolog dan sastrawan.

Pada periode berikutnya, penyebaran agama Katolik semakin meluas, ketika terjadi perpindahan beberapa warga Tuka ke Palasari, Kecamatan Melaya, Jembrana. Mereka diberikan tanah oleh Kerajaan Jembrana untuk bermukim serta mengajarkan agama Katolik.

Dan 50 tahun setelah gereja Katolik pertama berdiri, dibangunlah gereja baru yang diberi nama gereja Paroki Tritunggal Mahakudus untuk menampung umat yang jumlahnya semakin banyak.  Gereja baru ini diresmikan pada 1987. Desainnya unik karena beraksen ornamen Bali, lengkap dengan ukiran di altar dan terdapat angkul-angkul Bali di bagian depan.

Gaya bangunan gereja memang diadopsi dari desain wantilan atau balai pertemuan adat Bali, sebagai simbol berkumpulnya umat dari segala penjuru untuk memuja Tuhan. Pemikiran tersebut berhasil dituangkan oleh seorang misionaris, Alex Nyoman Gunarsa, pada gereja ini dengan desain yang sangat menarik. 

Bukan tanpa alasan, karena setiap perayaan hari besar keagamaan Katolik di Bali, pasti bisa dilihat ada sentuhan budaya, masyarakatat Bali memang tidak bisa lepas dari ajaran leluhur zaman dulu dan merasa wajib melestarikannya.

Sebagai contoh adalah misa paskah yang dilaksanakan pafa hari Minggu (17/4/2022) pagi. Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus di Desa Tuka, Badung dipadati umat yang sebagian besar mengenakan pakaian adat Bali. Berbagai ornamen Bali yang ada di dalam dan luar gereja membuat nuansa Balinya terasa lebih kental.

Ada juga penjor yang dipasang di bagian depan gereja. Hiasan janur dan gebogan (rangkaian,buah, bunga dan janur) juga terlihat di dalam gereja. Nuansanya mirip seperti saat umat Hindu merayakan Galungan dan Kuningan.

Saat ini ada sekitar 600 kepala keluarga atau sekitar 2.500 umat yang laksanakan peribadatan di Gereja Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka. Paroki Gereja Katolik Tuka meliputi dua kecamatan, yakni Kuta Utara dan Mengwi, diantaranya Desa Dalung, Buduk, Tumbak Bayuh, Kelurahan Kerobokan Kaja dan Kelurahan Sempidi.

Dilihat 593 kali Terakhir diedit pada Kamis, 21 April 2022 10:03