Pesugihan Nyi Blorong

Pada jaman moderen seperti sekarang ini, ternyata masih ada saja manusia yang ingin kaya raya akan tetapi tidak mau mencari rezeki dengan cara yang halal atau bekerja dengan giat, melainkan tapi menggunakan cara pesugihan. Konon kabarnya, melalui jalur pesugihan, uang akan mengalir dengan sendirinya. Mengapa bisa begitu? Karena sebenarnya yang bekerja adalah makhluk halus. Syaratnya, manusia yang ingin kaya raya harus  mengikat perjanjian dengan mahluk halus tersebut.

Di negara kita, ada banyak macam pesugihan, salah satunya adalah pesugihan Nyi Blorong. Dikutip dari BondowosoNetwork.com, pesugihan ini ada kaitannya dengan sosok bangsa Jin yaitu Nyi Blorong. Nyi Blorong adalah sosok legenda Indonesia yang berwujud wanita cantik, bertubuh manusia dari pinggang ke atas, dan berwujud ular dari pinggang ke bawah.

Dia adalah panglima terkuat yang dimiliki oleh Kanjeng Ratu Kidul dan sering dianggap sama dengan Nyi Roro Kidul. Menurut keyakinan warga, Nyi Blorong yaitu penguasa keraton pantai selatan yang benar kesaktian luar biasa, benar pengikut bermacam jenis makluk halus. Dia konon memang diberi tugas untuk menyesatkan manusia agar terjerumus pesugihan dan menjadikan manusia budak-budaknya yang taat.

Nyi Blorong tampil mengenakan kebaya berwarna hijau dengan rajutan emas. Kain panjang berwarna emas tersebut konon adalah perwujudan sosok aslinya, yaitu ular raksasa. Pada ketika bulan purnama, kacantikan dan kesaktian Nyi Blorong sampai puncaknya, tetapi ketika bulan mengecil, dia hendak kembali ke wujudnya yang semula yaitu ular raksasa.

Nyi Blorong dipercaya mampu mendatangkan kekayaan untuk orang yang tertarik mengajaknya untuk bersekutu. Setiap kedatangan Nyi Blorong, dia hendak meninggalkan kepingan-kepingan emas di tempat dia menemui orang yang menjalin hubungan badan dengannya, sebagai imbalan. Emas tersebut konon sebenarnya adalah sisik-sisik tubuhnya.

Pesugihan dengan Nyi Blorong dipercaya membutuhkan tumbal arwah manusia pengikutnya. Ketika ajal, arwah pengikutnya itu hendak menjadi proses dari penghuni keraton gaib Laut Selatan untuk selamanya. Selain itu, dalam jangka masa tertentu, Nyi Blorong juga menanti tumbal nyawa untuk menambah banyak prajurit serta meningkatkan kecantikannya.

Sebagian spiritualis menganggap Nyi Blorong sama dengan Nyi Loro Kidul, tetapi versi tersebut dibantah sebagian berbakat supranatural lainnya. Nyi Blorong semakin berwujud sebagai putri ular yang diberi tugas untuk menggoda manusia dan menyesatkan manusia dengan cara-cara pesugihan. Hal itu berlainan dengan Ratu Kidul yang berwatak benar hati.

Namun menurut sumber lain, Nyi Blorong yaitu sebutan untuk Nyimas Dewi Anggatri, anak dari Nyimas Dewi Rangkita atau yang dikenal sebagai ratu Galuh, anak dari Nyimas Dewi Anggista, putri bungsu dari Raja Caringin Kurung ke XI, Prabu Jaya Cakra.

Kisah misteri tentang ritual pesugihan Nyi Blorong, dipercaya berada di Pantai Karang Bolong di Kebumen, Jawa Tengah. Tepatnya di sebuah Gua yang sampai saat ini kerap menjadi tempat ritual pesugihan. Berdasarkan pantauan Solopos.com, mitos yang ada di Goa Karang Bolong ini terjadi pada masa Kerajaan Mataram Islam.

Saat itu, istri dari Sultan Mataram Islam jatuh sakit dan tidak ada satupun tabib yang bisa menyembuhkan penyakitnya. Hingga akhirnya sang sultan menyepi ke sebuah hutan untuk bertapa. Dalam pertapaannya, sang Sultan mendapat bisikan gaib bahwa yang bisa menyembuhkan penyakit sang permaisuri adalah bunga karang yang ada di goa dekat Pantai Karang Bolong.

Kemudian sang sultan memerintahkan salah satu penasihat spiritualnya, yaitu Kyai Surti untuk mencari obat tersebut. Setibanya di Pantai Karang Bolong, Kebumen Kyai Surti bertapa di gua yang kini menjadi lokasi ritual pesugihan tersebut. Dalam semedinya, Kyai Surti didatangi salah satu pengikut Nyi Roro Kidul yang bernama Dewi Suryawati. Sang pengikut Nyi Roro Kidul itu menawarkan obat yang Kyai Surti cari, tetapi dengan syarat, Kyai Surti harus menikahinya.

Karena jiwa pengabdian tinggi kepada sang Sultan, Kyai Surti menerima tawarannya. Kemudian Dewi Suryawati memberikan sarang burung walet sebagai obat penawar sakit yang diderita sang permaisuri. Singkat cerita, Kyai Surti kembali ke kerajaan untuk memberikan obat penawar tersebut dan lambat laun, kondisi kesehatan permaisuri berangsur membaik hingga akhirnya pulih.

Untuk menepati janjinya, Kyai Surti kembali ke Pantai Karang Bolong untuk menikah dengan Dewi Suryawati. Mereka berdua kemudian tinggal di sana sebagai penjaga gua di Pantai Karang Bolong.

  • Ajian Saifi Angin (Sepiangin), Sarana Teleportasi Jaman Dulu

    Bicara soal ilmu kebatinan, ternyata ada banyak sekali jumlahnya di Indonesia, khusunya di tanah Jawa. Salah satu dari ilmu kebatinan yang melegenda yaitu bernama Saifi Angin. Ilmu ini diyakini dapat meringankan tubuh penggunanya sehingga bisa berlari atau berpindah tempat dengan sangat cepat bak angin.
  • Keris Towo, Penyembuh Gigitan Hewan Berbisa

    Keris towo, atau besi kuning atau disebut wesi kuning adalah benda yang digunakan sebagian orang untuk melindungi diri dari gangguan jahat. Asal mula munculnya pusaka ini tidak terlepas dari kisah antara Damarwulan dan Minak Djinggo.
  • Di Telinga Orang Eropa, Suara Tokek Sangat Indah Dan Mempesona

    Istilah Tokek dalam pemahaman orang awam merujuk kepada tokek rumah (Gekko gecko), dari jenis genus Gekko, famili Gekkonidae. Tidak hanya ada di Indonesia, Tokek menyebar luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara, ke Utara hingga Korea dan Jepang. Kemudian ke timur, meliputi Kepulauan Nusantara, Filipina, Solomon dan Santa Cruz di Pasifik. Akan tetapi, penyebarannya ternyata tidak sampai ke daratan eropa.
  • Ajian Saifi Angin (Sepiangin), Sarana Teleportasi Jaman Dulu

    Bicara soal ilmu kebatinan, ternyata ada banyak sekali jumlahnya di Indonesia, khusunya di tanah Jawa. Salah satu dari ilmu kebatinan yang melegenda yaitu bernama Saifi Angin. Ilmu ini diyakini dapat meringankan tubuh penggunanya sehingga bisa berlari atau berpindah tempat dengan sangat cepat bak angin.