Semangat Melayani, Pengusaha Katolik Bentuk PUKAT

Salah satu gagasan yang mengubah dunia yang disampaikan oleh Paus Benediktus XVI adalah pentingnya Identitas Katolik - persoalan dewasa ini adalah, “Bagaimana kita tahu bahwa sesuatu itu bersifat Katolik, dan bagaimana kita menjaminnya tetap Katolik?”

Menyadari hal tersebut, beberapa orang yang telah di baptis Katolik berkumpul, sharing, merayakan ibadat atau Ekaristi bersama,  saling meneguhkan, berbagi ilmu dan dana yang di miliki untuk beramal serta bertekad menjalankan tugas perutusan Gereja sesuai INJIL dan Ajaran Sosial Gereja dengan membentuk PUKAT, singkatan dari Perkumpulan Profesional dan Usahawan Katolik (PUKAT).

Visi dari komunitas PUKAT adalah: Menjadi wadah pertumbuhan spiritualitas Iman Katolik dari para Profesional dan Usahawan Katolik dengan talenta dan kemampuannya untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan Misinya adalah:

  1. Mengadakan kegiatan-kegiatan spiritualitas untuk pertumbuhan iman Katolik agar menjadi 'garam' dalam keluarga, usaha dan relasi bisnis.
  2. Mengadakan kegiatan-kegiatan sosial agar menjadi saluran berkat bagi sesama di keuskupan Surabaya.
  3. Membina dan membentuk generasi muda sebagai penerus profesional dan usahawan Katolik.

Oleh sebab itu, PUKAT memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada Pengusaha dan professional agar dapat berperan aktif secara nyata dalam pembangunan gereja Katolik dengan cara Persembahan dalam bentuk Uang, Waktu dan Ketrampilan (bakat/kemampuan). Dengan demikian, PUKAT menjadi alat dan berperan sebagai kepanjangan tangan karya Keuskupan, terutama dalam bidang sosial dan kemanusiaan. Seperti yang dikatakan oleh Paus Yohannes Paulus II, dalam surat gembalanya (centesimus writings) pada tahun 1991 yang menyimpulkan :

'suatu ketika faktor yang menentukan produksi bukanlah tanah, kemudian modal ... tetapi yang paling menentukan adalah manusianya itu sendiri, yaitu pengetahuannya.' Jadi.. Keberhasilan adalah semata-mata ... suatu hasil dari menggembalakan sekawanan manusia berotak cemerlang...'

Dengan Pengetahuan kita bisa menyelamatkan jiwa, dengan pengetahuan kita bisa ikut serta dalam membangun gereja katolik. Jika seseorang sudah 'berpengetahuan' karakternya akan terbentuk, dan pada akhirnya orang tersebut akan mengambil / memakainya sebagai prinsip-prinsip dalam hidupnya.

Komunitas PUKAT diresmikan atas ijin dan restu dari Bapa Uskup keuskupan setempat. Komunitas ini akan menjadi persekutuan iman katolik, yaitu tempat bertumbuhnya spiritualitas kristiani para anggota yang menjadi dasar dan kemampuan untuk berbagi anugerah demi kemanusiaan. Anggota PUKAT yang menjalankan kehidupan sebagai warganegara di tengah masyarakat, dengan menjadi pekerja/profesional dan atau usahawan, adalah sebuah pilihan hidup. Namun kita sebagai  orang Katolik mengimani nya sebagai  panggilan hidup, karena ada peran Tuhan di sini.

Terbentuknya PUKAT diawali oleh Keuskupan Surabaya (PUKAT SURABAYA) pada tahun 1988 yang kemudian di susul oleh PUKAT Keuskupan Agung Jakarta (PUKAT KAJ).  PUKAT-KAJ merupakan perkumpulan para profesional dan usahawan katolik di Keuskupan Agung Jakarta yang bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan membina iman Katolik secara intensif dan teratur.

Komunitas PUKAT KAJ berdiri Pada tanggal 23 November 1990. ditandai suatu kegiatan perdana yang dihadiri oleh sejumlah anggota Panitia Lustrum IV Uskup Agung Jakarta saat itu,Bapak Mgr Leo Soekoto SJ, sebagai tanggapan nyata para usahawan katolik atas hasil sinode Keuskupan Agung Jakarta untuk memberikan pelayanan kategorial.

Sampai saat ini ada 13 kepengurusan PUKAT  aktif di 12 keuskupan yang ada di Indonesia, yaitu: Amboina, Makassar, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Sintang, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Malang dan Surabaya.

Kemudian PUKAT Kevikepan DIY terbentuk dengan 87 anggota dan dilantik Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko dalam Misa Pelantikan Pengurus PUSKAT DIY, Jumat (29/4/2022) di Gereja Katolik Kristus Raja, Baciro, Yogyakarta. Mgr Robertus Rubiyatmoko berharap PUKAT DIY bisa membantu UMKM yang terpuruk karena pandemi  dan memberikan perhatian  pada pendidikan sekolah dengan tantangan luar biasa.

Sementara Ketua Panitia yang juga Ketua PUKAT DIY Agustinus Willy Sudjono berharap para profesional dan usahawan Katolik di Yogyakarta makin bisa menjadi berkat dalam bidang-bidang yang sesuai profesi dan usaha mereka. PUKAT DIY,  juga akan terlibat dalam gerak Gereja dan pengembangan ekonomi kaum muda di era 4.0 ini. Salah satunya membantu memanfaatkan aset-aset Gereja yang selama ini kurang produktif untuk menjadi diupayakan bisa memberi manfaat bagi banyak pihak.

PUKAT Kevikepan DIY lahir atas prakarsa Ketua Pengurus harian KAS, yaitu Michael Kristanto yang mengajak Keliek, Willy Sudjono, Handono, Petrus Eko, serta sejumlah usahawan dan profesional Katolik di DIY untuk menghadiri pertemuan prapembentukan pengurus PUKAT DIY. Sedang Ketua PUKAT Nasional, Robert Hadi berharap semakin banyak karya dan karsa yang dapat membawa damai dan sejahtera bagi Gereja dan bangsa menuju Indonesia maju.

Sumber:

Dilihat 672 kali Terakhir diedit pada Kamis, 05 Mei 2022 20:09