Riwayat Dan Keturunan Mas Behi Kartodikromo (1730 - 1810)

Lanjutan dari: Pakem Silsilah Keluarga MAS Behi Kartodikromo, Wedana Mantoep Djoewana (1833-1873)

Mas Kartodikromo yang pada saat kecil dipanggil dengan nama ‘Sakiman’, lahir pada tanggal 06 Juni 1803, jam 6 pagi, di kampung Maduran, di sebelah timur sungai Juwana (belakangan disebut juga dengan nama Pencikan ).

Pada usia 14 tahun, Mas Behi Kartodikromo menikah dengan Mas Sarak (atau disebut juga sebagai Mas Anten sarak, sesuai catatan Mas Behi  Kartodikromo tertanggal 20 Maret 1861 dan catatan leluhur mas Koesoemowisastro, wedana District  Tlogowungu Pati)

Pernikahannya dilaksanakan di Mesjid Pati, pada hari Rabu 29 Oktober 1817, jam 10 siang. Pernikahan tersebut hanya berusia 10 tahun, karena Mas Anten Sarak wafat pada hari Selasa tanggal 6 maret 1927, dengan meninggalkan satu orang anak perempuan yaitu Mas Sakinah yang baru berusia 5 tahun.

Pada tanggal 10 Agustus 1827, Mas Behi Kartodikromo menikah lagi dengan Mas Soenti, putri dari Mas Soerodimedjo yang tinggal di kampung Kauman.

 

 

Riwayat Pekerjaan.

  • 5 Januari 1818 - Jurutulis kantor Assistant Resident Juwana. Dimulai dari jaman Johannes Stokbroo, hingga Boud
  • Juli 1832 - Selain menjadi Jurutulis, Mas Kartodikromo merangkap pekerjaan sebagai Mantri Gudang Keffie
  • Juni 1833 - Mas Kartodikromo ditetapkan sebagai Demang Distrik Mantup, Juwana
  • 4 September 1873 – Berhenti menjabat sebagai Demang Distrik Mantup. Menurut catatan pribadi Mas Kartodikromo, hal itu disebabkan oleh kurang harmonisnya hubungan beliau dengan Patih Juwana yaitu Raden Behi Djojodirjo. Pada jaman itu yang menjadi Bupati di Juwana adalah Kanjeng Kiahi Adipati Mangkoedipoero II, yang tak lain adalah saudara buyut Soerodimedjo , mertua perempuan Mas Kartodikromo.
  • 17 Oktober 1837 – Dengan bantuan dari Assistant Resident Polisi Semarang yaitu Johannes Cornelis Gijsbert Borwater, Mas Kartodikromo diterima bekerja di pabrik gula Pakis sebagai mantri tebu. Yang dimaksud dengan Mantri Tebu adalah petugas yang memiliki kemampuan lebih untuk mengurus tebu.
  • 2 Mei 1843 - Mas Kartodikromo ditunjuk menjadi jurutulis kabupaten Juwana.
  • 2 September 1854, diangkat kembali menjadi Wedana Districk Mantup.
  • 9 November 1866 - Mas Kartodikromo pensiun dari Wedana Districk Mantup.

  

Pada hari Jumat jam 9 pagi, tanggal 21 Oktober 1881, Mas Kartodikromo wafat dan dimakamkan di belakang masjid kauman, Juwana. Dibawah ini adalah daftar anggota keluarga (anak) Mas Behi Kartodikromo:

(No.1).

Raden Nganten Soemodiwerio (Mas Rara Sakinah)

(No.2).

Mas Rara Sakinah

(No.3).

Mas Rara Soemeni 

(No.4).

Mas Soeredjo (Sardjoe)

(No.5).

Mas Adjeng Soemodiwirio (Mas Rara Soedji)

(No.6).

Mas Rara Soewilah 

(No.7).

Mas Adjeng Kromoredjo (Mas Rara Sakilah)

(No.8).

Mas Adjeng Ronodipoero (Satidjah)

(No.9).

Mas Rara Sardjiah

(No.10).

Mas Soetoredjo (Sodja)

(No.11).

Mas Behi Sastroredjo 

(No.12).

Mas Soedjak 

(No.13).

Mas Rara Saheni

(No.14).

Mas Kartaredja (Soetopo)

(No.15).

Mas Adjeng Noto (Sakinah

(No.16).

Mas Soentoro 

(No.17).

Mas Salidjo 

(No.18).

Mas Adjeng Mertoprodjo (Sasini

 

 

 

Catatan;

  • Jadi jumlah anak Kartodikromo adalah 18 orang. Pada saat pakem selesai dibuat yaitu tahun 1931 semua sudah meninggal. yang terakhir meninggal adalah  Mas Soetoredjo, tahun 1929

 

Lanjut ke: Silsilah Kiahi Djalidin, Ayah Mas Behi Kartodikromo