Kami Ingin Melepas Beberapa Barang Antik Koleksi Keluarga, Harga Mulai Dari Rp400.000

Barang antik (berasal dari bahasa Latin: antiquus), adalah sebuah istilah yang  menunjuk kepada benda-benda yang sudah berusia tua, mulai dari perabotan, barang elektronik, instrumen musik, hingga karya seni.

Di Amerika Serikat, UU Cukai Smoot-Hawley 1930 mendefinisikan barang antik sebagai "karya seni (kecuali permadani dan karpet yang terbuat setelah tahun 1700), koleksi dalam ilustrasi kemajuan seni, karya dari perunggu, pualam, terakota, parian, tembikar, atau porselin, benda antik artistik dan objek karakter ornamen maupun nilai pendidikan yang harus diproduksi sebelum tahun 1830."

Walaupun harga barang antik memang tidak murah, namun barang antik bisa dijual kembali dengan nilai yang sangat tinggi. Tak heran jika banyak pesohor yang mengoleksi barang antik sebagai investasi. 

Ada beberapa jenis barang antik kuno yang layak dijadikan bahan koleksi sekaligus untuk investasi. Jika anda memiliki jiwa kolektor sekaligus juga investor, beberapa barang berikut ini layak Anda miliki:

 

1. GRAMOPHONE PORTABLE

e gramophone portable

Gramophone portabel Thorens Excelda buatan Swiss ini dibuat mulai dari awal tahun 1930-an hingga pertengahan 1940-an dan sering disebut sebagai gramofon kamera lipat atau gramofon piknik karena sifatnya yang mudah dibawa.

Gramophone ini masih berfungsi dengan sempurna dan sangat keras untuk perangkat sekecil itu. Tali tangan kulit asli rusak tetapi dapat dibuka dan diganti dengan mudah. Cat nya yang berwarna  coklat, membuat penampilannya sangat menakjubkan walaupun ada beberapa keausan. Sebagai referensi, silahkan baca info tentang barang antik yang sama yang ditawarkan di luar negeri ini:

 

"Thorens Excelda portable gramophone made in Switzerland that is working perfectly. This gramophone was made from the early 1930s until the mid 1940s and is often referred to as a folding camera gramophone or picnic gramophone because of it's portability. It is functioning perfectly and is very loud for such a small device, it plays 78 speed records. The original leather hand strap is broken but can be unscrewed and replaced easily. The amazing blue crackle paint does have some wear that can be seen in the pictures."  .... www.etsy.com

 

 

 

 

2. RADIO TABUNG PHILLIPS OPERETTE

e radio tabung philip operette

Philips Operette 60 B4A93A adalah radio tabung meja untuk gelombang LW dan FM. Penerimaan stasiun radio yang peka, suaranya  jernih dan kondisi fisik yang sangat baik. Radio ini diproduksi pada tahun 1959/1960 di Austria. Info lengkap dapat dilihat di radiomuseum.org.

 

 

3. JAM DINDING SYN SIN

e jam 1

Nama lainnya adalah Jam ALPUKAT, karena bentuk bandulnya memang seperti buah alpukat. Jam buatan Holland ini diproduksi sekitar tahun 1970-an, dengan pendulum/bandul yang bergoyang di dalam. Bodinya sangat besar dengan ukuran Tinggi = 65 cm, Lebar = 26 cm, Tebal = 15 cm, terbuat dari kayu oak, yang dilengkapi dengan aksesoris berupa mahkota dari bahan kuningan di bagian atas dan patung Dewa Atlas yang memanggul bumi.

Aksesoris tersebut adalah perlambang kestabilan dan keseimbangan. Diambil dari legenda Dewa Atlas yan kalah berperang melawan Dewa Zeus, akibatnya Dewa Atlas harus memanggul Bumi, tempat para Dewa dan Dewi, agar selalu dalam kondisi terbaiknya.

Plat/piringan pada jam  ini memiliki ukuran (diameter) 13,4 cm, dengan dasar warna hitam. Sedangkan pada ke empat sudutnya dihiasi morif kuningan. Jam ini menggunakan 2 bandul kuningan berbentuk buah alpukat dengan berat masing-masing 1.325 gr sebagai penggerak, yang terkait dengan rantai yang terbuat dari kuningan juga. Bagian pendulum/slinger/bandul berada didalam kotak dengan bentuk pengendara kuda.

Kondisi body original dan mesin (buatan FHS) dan berfungsi dengan baik. Dentingnya berbunyi setengah jam sekali. Untuk satu kali kerekan, bisa bertahan hingga 7 hari. 

Dengan alasan keamanan, kenyamanan dan memudahkan transaksi, barang-barang antik diatas dan beberapa koleksi lain telah kami upload di TOKOPEDIA. Untuk melihatnya silahkan KLIK-> DUNIA SAPI 

 

--------------------

Manusia,  pada dasarnya memang punya kecenderungan untuk selalu melihat ke belakang. Dampaknya, sesuatu yang bernuansa masa lalu semakin banyak dicari, termasuk barang antik, retro, atau vintage. Yang dimaksud dengan barang antik, usianya telah lebih dari 100 tahun. 

Sedangkan kata vintage berasal dari bahasa Prancis, vendage, merujuk pada proses pembuatan wine yang memerlukan sangat waktu agar mendapatkan kualitas baik. Namun, makna kata tersebut kini bergeser menjadi sesuatu yang bergaya tua atau sesuatu yang memberi kesan lampau. Umumnya, benda disebut vintage jika umurnya minimal 20 tahun. 

Sementara retro merupakan kependekan dari kata "retrospective" yang biasanya mengacu pada pakaian masa lalu. Menurut Longman Dictionary of Contemporary English, retro berarti ”delibera­tely using styles of fashion or design from design from the recent past”. Dengan demikian, retro mengacu pada gaya baru tetapi dikemas dalam tren masa lalu.

Kini tak hanya orangtua, anak muda pun semakin banyak yang menyukai barang antik. Hal tersebut dipicu oleh tren global, yaitu gaya hidup vintage dianggap sebagai sesuatu yang keren dan abadi.

Tidak jarang seseorang berburu barang jadul untuk kepentingan mengisi properti di sebuah ruangan atau bangunan, untuk memberi aksen cantik pada  kafe, barber shop, perpustakaan mini, atau ruang-ruang lain yang memiliki konsep unik.

Psikolog Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Ifa Hanifah Misbach melihat fenomena tersebut berkaitan de­ngan makna historis, yang mengikat pada konsep ruang dan waktu. Setiap barang jadul yang diburu, value-nya ada di makna historis, misalnya nilai sejarah di balik barang itu atau yang paling sederhana, barang itu mengingatkannya pada barang yang pernah digunakan oleh kakek atau neneknya.

Memandang atau memiliki barang jadul erat kaitannya dengan memelihara romantika masa lalu. Efeknya menenang­kan, menyenangkan dan bisa memberikan kepuasan tersen­diri. 

Walaupun harga barang antik memang tidak murah, namun barang antik bisa dijual kembali dengan nilai yang sangat tinggi. Tak heran jika banyak pesohor yang mengoleksi barang antik sebagai investasi. 

Dilihat 1493 kali Terakhir diedit pada Kamis, 10 Desember 2020 07:09